Bookmark

Sejarah Tentang Klitih


Halo sahabat Arunesia, Belakangan ini marak terjadi aksi klitih di Kota Yogyakarta. Banyak korban yang mengalami luka, bahkan beberapa diantaranya meregang nyawa.

Klitih merupakan salah satu fenomena sosial yang terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya. Umumnya, fenomena ini terjadi pada remaja berusia 14-19 tahun pelajar sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas.

Klitih berasal dari bahasa Jawa yang berarti keluyuran atau aktivitas mencari angin di luar rumah. Ada juga yang menyebut klitih merupakan penyebutan terhadap Pasar Klitikan Yogyakarta, yang artinya melakukan aktivitas yang tidak jelas dan bersifat santai sambil mencari barang bekas di Klitikan.

Namun, kata klitih di kalangan remaja berkembang menjadi kegiatan mencari musuh dengan naik sepeda motor berkeliling sejarah klitih berawal pada tahun 2007-2009. Saat itu, pemerintah Yogyakarta membuat kebijakan di sekolah-sekolah bahwa pelajar yang terlibat tawuran akan dikembalikan ke orang tua, baik dalam wujud skorsing maupun dikeluarkan.

Kebijakan tersebut berdampak pada terkekangnya para pelajar, terutama mereka yang hidup dalam kondisi rumah yang tidak kondusif, mengalami kekecewaan, atau merasa bosan karena tidak ada kegiatan. Para pelajar ingin melampiaskan kekecewaan sehingga mereka berkumpul dan mengendarai sepeda motor berkeliling kota untuk mencari musuh. Pemilihan musuh tidak dilakukan secara acak. Musuh yang dijadikan target adalah sesama pelajar, khususnya sekolah tertentu yang dilihat dari lambang di baju seragam sekolah.

Kegiatan mengendarai sepeda motor dan berkeliling kota untuk mencari musuh kemudian menjadi fenomena klitih versi pelajar. Saat itu, klitih biasanya dilakukan di sekitar awal tahun ajaran baru.

 perkembangan klitih berawal dari sekelompok pelajar membentuk geng yang terorganisir dengan struktur inti yang terdiri dari ketua, wakil, bendahara, dan anggota.

Kemudian organisasi inti tersebut berkembang menjadi ‘organisasi inti plus’ dengan para alumni sekolah turut menjadi anggota. Para alumni tersebut sebelumnya juga terlibat aksi klitih saat masih sekolah. Setelah kelulusan, mereka masih berpartisipasi dalam kelompok yang berisi adik-adik kelas mereka.

Sasaran Korban Klitih Sasaran korban klitih ternyata tidak sembarang orang. Geng klitih menetapkan aturan spesifik dan tidak akan menyerang korban yang sekiranya tidak bisa dijadikan musuh. Mereka punya aturan main. Mereka tidak akan menyerang perempuan, mereka tidak akan menyerang orang tua. Mereka tidak akan menyerang laki-laki dan perempuan yang sedang berboncengan dan mereka tidak akan merampas harta korban.

1 komentar

1 komentar

Berkomentarlah dengan bijak dan selalu gunakan bahasa yang sopan.
  • Pijari.com
    Pijari.com
    Jumat, 15 April, 2022
    Dalam bahasa jawa, klitih mempunyai arti keluyuran atau mencari angin di luar rumah. Namun makin kesini klitih mempunyai pergeseran makna yang tadinya positif menjadi negatif.
    Reply